![]() |
METODE CERAMAH DAN BERMAIN |
METODE CERAMAH
Metode ceramah yang dianggap
sebagai penyebab utama dari rendahnya minat belajar siswa terhadap pelajaran
memang patut dibenarkan, tetapi juga anggapan itu sepenuhnya kurang tepat
karena setiap metode atau model
pembelajaran baik metode pembelajaran klasik termasuk metode
ceramah maupun metode pembelajaran modern sama-sama mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang saling melengkapi satu sama lain.
Metode ceramah itu sendiri
pada dasarnya memiliki banyak pengertian dan jenisnya. Berikut ini beberapa
pengertian dari metode ceramah, antara lain :
- Menurut Winarno Surahmad, M.Ed, ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan peranan murid mendengarkan dengan teliti, serta mencatat yang pokok dari yang dikemukakan oleh guru.
- Metode ceramah adalah penyajian informasi secara lisan baik formal maupun informal.
- Metode ceramah menurut Gilstrap dan Martin 1975 : ceramah berasal dari bahasa latin yaitu Lecturu, Legu ( Legree, lectus) yang berati membaca kemudian diartikan secara umum dengan mengajar sebagai akibat dari guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku.
- Metode ceramah yaitu penerapan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswa. Metode ceramah ini sering kita jumpai pada proses-proses pembelajaran di sekolah mulai dari tingkat yang rendah sampai ke tingkat perguruan tinggi, sehingga metode seperti ini sudah dianggap sebagai metode yang terbaik bagi guru untuk melakukan interaksi belajar mengajar. Satu hal yang tidak pernah menjadi bahan refleksi bagi guru adalah tentang efektifitas penggunaan metode ceramah yaitu mengenai minat dan motivasi siswa, bahkan akhirnya juga berdampak pada prestasi siswa.
- Metode ceramah juga disebut juga kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata. Pengajaran sejarah, merupakan proses pemberian informasi atau materi kepada siswa serta hasil dari penggunaan metode tersebut sering tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Makna dan arti dari materi atau informasi tersebut terkadang ditafsirkan berbeda atau salah oleh siswa. Hal ini karena tingkat pemahaman setiap siswa yang berbeda-beda atau dilain pihak guru sebagai pusat pembelajaran kurang pandai dalam menyampaikan informasi atau materi kepada siswa. Jenis-jenis metode ceramah, terdiri dari metode ceramah bervariasi, metode ceramah campuran dan metode ceramah asli.
Anggapan-anggapan negatif tentang metode
ceramah sudah seharusnya patut diluruskan, baik dari segi
pemahaman artikulasi oleh guru maupun penerapannya dalam proses belajar
mengajar disekolah. Ceramah adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan
dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik, dalam pelaksanaan ceramah
untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat bantu media
pembelajaran seperti gambar dan audio visual lainnya. Definisi
lain ceramah menurut bahasa berasal dari kata lego (bahasa latin) yang
diartikan secara umum dengan “mengajar” sebagai akibat guru menyampaikan
pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan menggunakan
buku kemudian menjadi lecture method atau metode ceramah.
Definisi metode ceramah
diatas, bila langsung diserap dan diaplikasikan tanpa melalui pemahaman
terlebih dahulu oleh para guru
tentu hasil yang didapat dari penerapan metode ini akan jauh dari harapan, seperti
halnya yang terjadi dalam problematika saat ini. Hampir setiap guru
sejarah menggunakan metode ceramah yang jauh dari kaidah-kaidah metode ceramah
seharusnya.
Metode ceramah dalam proses
belajar mengajar sesungguhnya tidak dapat dikatakan suatu metode yang salah.
Hal ini dikarenakan model pengajaran ini seperti yang dijelaskan diatas terdiri
dari beberapa jenis, yang nantinya dapat dieksploitasi atau dikreasikan menjadi
suatu metode ceramah yang menyenangkan, tidak seperti pada metode ceramah
klasik yang terkesan mendongeng. Metode
ceramah dalam penerapannya di dalam proses belajar mengajar juga
memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain :
Kelemahan :
- Mudah menjadi verbalisme.
- Yang visual menjadi rugi, dan yang auditif (mendengarkan) yang benar-benar menerimanya.
- Bila selalu digunakan dan terlalu digunakan dapat membuat bosan.
- Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada siapa yang menggunakannya.
- Cenderung membuat siswa pasif
Kelebihan :
- Guru mudah menguasai kelas.
- Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas.
- Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
- Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
- Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
- Lebih ekonomis dalam hal waktu.
- Memberi kesempatan pada guru untuk menggunakan pengalaman, pengetahuan dan kearifan.
- Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas
- Membantu siswa untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian.
- Jika digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan keinginan belajar siswa dalam bidang akademik.
- Dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa sumber lain
Sumber Rujukan:
- Subroto Suryo, Drs. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta.
- Popham James W, dkk. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta : Rineka Cipta.
- Suwarna, M.Pd, dkk. 2005. Pengajaran Mikro. Yogyakarta : Tiara Wacana.
- Sagala Syaiful, Dr. M,Pd. 2008. Konsep dan makna pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
- Djamarah Saiful Bahri, Drs. dkk. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta.
- Wahab Abdul Aziz, Dr. M,A,Metode dan Model Mengajar IPS,Bandung:Alfabeta
- A.M. Sardiman, 2007, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Bandung, Rajawali Pers
Pengerti Metode Ceramah -
Menurut Nana Sudjana ceramah adalah
penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini tidak senantiasa jelek bila
penggunaannya dipersiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, sera
memperhatikan batas-batas penggunaannya. ( Nana Sudjana 2000:77). Menurut Drs.
Muhaimin MA, dkk metode ceramah merupakan kombinasi dari metode hafalan, diskusi dan Tanya
jawab (Muhaimin, dkk, 1996: 83). Sedangkan menurut W. Scham dala bukunya
"the process and effects of mass communication" dala hal ingatan
sesuatu yang disampaikan dengan lisan lebih laa ingata dari pada disampaikan
dengan tulisan. Selain itu, mmetode ceramah itu pada umumnya dilakukan secara
pebicaraan face to face hal ini menurut W. Schram adalah sangat efektif.
Dalam metode ceramah ( lecture method) adalah sebuah cara Melaksanakan pengajaran yang dilakukan oleh guru secara mon0olog dan hubungan satu arah (one way communication), metode ini dipandang paling efektif dala mengatasi kelangkaan literature atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya faha siswa.
Pelaksanaan Metode Ceramah
Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan. Cara ini kadang membosankan, maka dalam pelaksanaannya memerlukan ketrampilan tertentu, agar penyajiannya tidak membosankan dan dapat menarik perhatian siswa. Namun kita masih mengakui bahwa metode ceramah ini tetap penting dengan tujuan, agar siswa mendapatkan informasi tentang suatu pokok atau persoalan tertentu.
Metode ini wajar dan dapat digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
- Bahan pelajaran yang akan disampaikan cukup banyak sementara waktu yang tersedia sangat terbatas.
- Guru seorang pembicara yang baik yang memikat serta antusias.
- Guru akn merangkum pokok penting pelajaran yang telah dipelajari, sehingga siswa diharapkan bisa memahami dan mengerti secara menyeluruh.
- Guru memperkenalkan pokok pelajaran yang baru dan menghubungkannya terhadap pelajaran yang telah lalu (Asosiasi).
- Jumlah siswa terlalu banyak sehingga bahan pelajaran sulit disapaikan melalui metode ini.
Langkah-langkah penerapan metode ceramah
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:
a. Langkah Persiapan
Persiapan yang dimaksud disini adalah enjelaskan kepada siswa tentang tujuan pelajaran dan pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam pelajaran tersebut. Disamping itu, guru memperbanyak bahan appersepsi untuk membantu mereka memahami pelajaran yang akan disajikan.
b. Langkah Penyajian
Pada tahap ini guru menyajikan bahan yang berkenaan dengan pokok-pokok masalah.
c. Langkah Generalisasi
Dalam hal ini unsur yang sama dan berlainan dihimpun untuk mendapatkan kesimpulan-kesimpulan mengenai pokok-pokok masalah.
d. Langkah Aplikasi Penggunan
Pada langkah ini kesimpulan yang diperoleh digunakan dalam berbagai situasi sehingga nyata makna kesimpulan itu.
Namun perlu diketahui juga bahwa untuk menggunakan metode ceramah secara murni itu sukar, maka dala pelaksanaannya perlu menaruh perhatian untuk mengkombinasikan dengan teknik-teknik penyajian lain sehingga proses belajar mengajar yang dilaksanakan dapat berlangsung dengan intensif.
Kelebihan Dan Kelemahan Penggunaan Metode Ceramah
Setiap metode pelajaran pasti memiliki kelebihan maupun kelemahan. Adapun kelebihan yang diperoleh dari penggunaan metode ceramah adalah:
- Suasana kelas berjalan dengan tenang, karena murid melakukan aktivitas yang sama, sehingga guru dapat mengawasi murid sekaligus secara komprehensif.
- Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang cukup singkat murid dapat menerima pelajaran sekaligus secara bersama.
- Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak.
- Melatih para pelajar untuk menggunakan pendengarannya dengan baik sehingga mereka dapat menangkap dan enyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat.
Kekurangan Metode Ceramah
- Interaksi cenderung bersifat Centred (berpusat pada guru)
- Guru kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah menguasai bahan ceramah.
- Mungkin saja siswa memperoleh konsep-konsep lain yang berbeda dengan apa yang dimaksudkan guru.
- Siswa kurang menangkap apa yang dimaksud oleh guru, jika ceramah berisi ceramah-ceramah yang kurang atau tidak dimengerti oleh siswa dan akhirnya mengarah verbalisme.
Untuk itu usaha-usaha yang harus dilaksanakan untuk mengatasi kelemahan metode ceramah adalah:
- Meberi penjelasan dengan memberikan keterangan-keterangan, dengan gerak-gerik, dengan memberikan contoh atau dengan enggunakan alat peraga.
- Selingilah metode ceramah dengan mmetode yang lain untul menghilangkan kebodanan anal-anak.
- Susunlah ceramah itu secara sistematis
- Penggunaan alat-alat pelajaran visual untuk mepelajari penyajian seperti:
- Papan tulis dan alat-alat teknis papan tulis
- Alat pelajaran dua dimensi: Grafik, bagan dan lain-lainnya.
- Alat pengajaran tiga dimensi: model, market spesiment (bagian dari benda dan sebagainya)
- Gambar-bambar
- Alat-alat pelajaran visual di atas proyeksi, baik dengan menggunakan diskop atau epidiskop. (Ramayulis: 1990: 118-119)
Karena masih banyak kelemahan dalam mmetode ceramah yang murni, aka para pakar pendidikan mulai menggunakan metode ceramah plus yang merupakan percampuran antara metode ceramah murni dengan metode-metode yang lain.
METODE BERMAIN
METODE BERMAIN
Metode permainan adalah cara
mengajar yang dilaksanakan dalam untuk permainan. Sedangkan metode permainan
dalam pembelajaran mate adalah cara untuk menyampaikan pelajaran mate dengan
sarana bermain. Metode permainan dalam pembelajaran dapat memberikan kesempatan
bagi siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran dan membuat siswa merasa
senang terhadap mate. Satuan pengukuran dapat diartikan sebagai hasil
pengukuran yang diterapkan pada suatu keadaan atau benda. Satuan pengukuran
dapat dibedakan atas satuan pengukuran tidak baku dan satuan pengukuran
baku.Bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika, tidak
berminat, dan tidak mudah untuk menguasai matematika dalam satuan ukuran
panjang dengan metode permainan dapat membantu proses kegiatan belajar
matematika. Berdasarkan alasan di atas maka dilakukan penelitian mengenai
penggunaan metode permainan dalam embelajaran matematika pengukuran panjang di
kelas II SD agar siswa dapat menguasai materi pengukuran panjang dengan baik. Pembelajaran
matematika dengan metode permainan dilakukan dengan menggunakan benda-benda di
sekitar anak sehingga lebih mudah untuk dikenali.Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui
penggunaan metode permainan dalam embelajaran matematika pengukuran panjang di
kelas II SD yang dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari
2 kegiatan pembelajaran. Adapun uraian hasil penelitian akan disajikan dalam 3
sub bab yaitu tindakan, deskripsi pelaksanaan dan refleksi serta pembahasan.
Pada setiap kegiatan siswa melakukan permainan, mengerjakan LKS dan evaluasi
formatif untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman siswa dilihat dari hasil
prestasinya.Setelah dilaksanakan 2 siklus pembelajaran, diperoleh hasil sebagai
berikut:
(1) dengan penggunaan metode permainan dalam pembelajaran matematika dapat membantu siswa lebih menguasai materi pengukuran panjang, (2) alat permainan diambil dari benda-benda yang ada di sekitar anak sehingga dapat membantu siswa dalam mengenal nama-nama benda tersebut dengan baik, (3) model permainan dibuat secara bervariasi sehingga mampu menarik minat siswa, tidak menimbulkan kejenuhan dan siswa semakin tertantang dalam mengikuti pembelajaran matematika, (4) penjelasan aturan permainan disertai dengan peragaan terlebih dahulu oleh guru dan dalam penjelasannya menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana, (5) memberi bimbingan bagi siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kurang dan memberi pujian terhadap siswa yang berani untuk menjawab atau melaksanakan tugas dengan baik.
(1) dengan penggunaan metode permainan dalam pembelajaran matematika dapat membantu siswa lebih menguasai materi pengukuran panjang, (2) alat permainan diambil dari benda-benda yang ada di sekitar anak sehingga dapat membantu siswa dalam mengenal nama-nama benda tersebut dengan baik, (3) model permainan dibuat secara bervariasi sehingga mampu menarik minat siswa, tidak menimbulkan kejenuhan dan siswa semakin tertantang dalam mengikuti pembelajaran matematika, (4) penjelasan aturan permainan disertai dengan peragaan terlebih dahulu oleh guru dan dalam penjelasannya menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana, (5) memberi bimbingan bagi siswa yang mempunyai kemampuan berpikir kurang dan memberi pujian terhadap siswa yang berani untuk menjawab atau melaksanakan tugas dengan baik.
Mari Berkawand - Setelah Postingan-postingan yang sebelumnya yang berkaitan dengan pembelajaran, Pengertian Pendekatan Pembelajaran, Pengertian Metode Pembelajaran, Model-model Pembelajaran Inovatif.
Kini Mari Berkawand membahas tentang PengertianPendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam bentuk permainan. Menurut Wahjoedi (1999: 121) bahwa ”pendekatan bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan”. Sedangkan Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (1999/2000: 35) berpendapat,”strategi pembelajaran permainan berbeda dengan strategi pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya harus melibatkan modifikasi atau pengembamgan agar sesuai dengan prinsip DAP (developmentally Appropiate Pactice) dan body scalling (ukuran fisik termasuk kemampuan fisik)”.
Berdasarkan pendapat dari ahli tersebut
dapat disimpulkan bahwa, pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang
dikonsep dalam bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran bermain
menerapkan suatu teknik cabang olahraga ke dalam bentuk permainan. Melalui
permainan, diharapkan akan meningkatkan motifasi dan minat siswa untuk belajar
menjadi lebih tinggi, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Pendekatan bermain merupakan bentuk
pembelajaran yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan. Tidak
menutup kemungkinan teknik yang buruk atau rendah mengakibatkan permainan
kurang menarik. Untuk itu seorang guru harus mampu mengatasinya. Rusli Lutan
dan Adang Suherman (2000: 35-36) menyatakan, manakala guru menyadari bahwa rendahnya
kualitas permainan disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, maka guru
mempunyai beberapa pilihan sebagai berikut:
1) Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk
beberapa lama sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang dilakukannya.
2) Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih rendah dan membiarkan
siswa berlatih mengkombinasikan keterampilan tanpa tekanan untuk menguasai
strategi.
3) Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih
simpel dan lebih dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar strategi
bermain.
Petunjuk seperti di atas harus dipahami dan dimengerti
oleh seorang guru. Jika dalam pelaksanaan permainan kurang menarik karena
teknik yang masih rendah, maka seorang guru harus dengan segera mampu
mengatasinya. Selama pembelajaran berlangsung seorang guru harus mencermati
kegiatan pembelajaran sebaik mungkin. Kesalahan-kesalahan yang dibiarkan
selama pembelajaran berlangsung akan mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak
tercapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar