



SEJARAH PERKEMBANGAN MUSIK MODERN DAN TRADISIONAL
A.
Pendahuluan
Dalam Sejarah Musik Tradisional dan Modern
di Nusantara Terdapat
tahapan- tahapan perkembangan musik Tradisional Indonesia (nusantara). tahapan
tersebut adalah sebagai berikut:
A.
Masa
sebelum masuknya pengaruh Hindu- Buddha
B.
Masa
setelah masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, berkembanglah musik- musik
Pada masa ini, musik dipakai sebagai bagian dari kegiatan
ritual masyarakat. Dalam beberapa kelompok, bunyi- bunyian yang dihasilkan oleh
anggota badan atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Instrumen atau
alat musik yang digunakan umumnya berasal dari alam sekitarnya.
istana (khususnya
di Jawa). saat itu, musik tidak hanya dipakai sebagai bagian ritual saja,
tetapi juga dalam kegiatan- kegiatan keistanaan (sebagai sarana hiburan para
tamu raja). Musik istana yang berkembang adalah musik gamelan. Musik
gamelan terdiri dari 5 kelompok, yaitu kelompok balungan, kelompok
blimbingan, kelompok pencon, kelompok kendang,dan kelompok pelengkap.
C.
Masa
setelah masuknya pengaruh Islam
Selain berdagang dan menyebarkan agama islam, para pedagang
arab juga memperkenalkan musik mereka. Alat musik mereka berupa gambus &
rebana. dari proses itulah muncul orkes- orkes gambus di nusantara (Indonesia)
hingga saat ini.
D.
Masa
Kolonialisme
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa pengaruh
besar dalam perkembangan musik Indonesia. Para pendatang ini memperkenalkan
berbagai alat musik dari negeri mereka, misalnya biola, selo (cello), gitar,
seruling (flute), dan ukulele. Mereka pun membawa sistem solmisasi dalam
berbagai karya lagu. Itulah masa- masa perkembangan musik modern Indonesia.
Saat itu,para musisi Indonesia menciptakan sajian musik yang merupakan
perpaduan musik barat dan musik Indonesia . Sajian musik itu dikenal
sebagai musik keroncong.
E.
Masa
Kini
Seiring dengan masuknya media elektronik ke
Indonesia,masukpula berbagai jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock,
dan R&B. demikian pula denga musik-musik
negeri India yang
banyak dibawa melalui film- filmnya. Dari perkembangan ini, terjadi perpaduan
antara musik asing dengan musik Indonesia. Musik India mengalami perpaduan
dengan musik melayu sehingga menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncul
pula berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan
R&B. Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia
dengan unsur musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini sering
disebut musik etnis.
B.
MUSIK TRADISIONAL
Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari ribuan
pulau yang terbentang dari Papua hingga Aceh. Dari sekian banyaknya pulau
beserta dengan masyarakatnya tersebut lahir, tumbuh dan berkembang seni tradisi
yang merupakan identitas, jati diri, media ekspresi dari masyarakat
pendukungnya.
Hampir diseluruh wilayah Indonesia mempunyai seni musik
tradisional yang khas. Keunikan tersebut bisa dilihat dari teknik permainannya,
penyajiannya maupun bentuk/organologi instrumen musiknya. Instrumen Musik Perkusi. Perkusi adalah sebutan bagi semua
instrumen musik yang teknik permainannya di pukul, baik menggunakan tangan
maupun stik. Dalam hal ini beberapa instrumen musik yang tergolong dalam alat
musik perkusi adalah, Gamelan, Arumba, Kendang, kolintang, tifa, talempong, rebana, bedug, jimbe dan lain sebagainya.
Gamelan adalah alat musik yang terbuat dari bahan logam.
Gamelan berasal dari daerah Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur juga di
Jawa Barat yang biasa disebut dengan Degung dan di Bali (Gamelan Bali). Satu
perangkat gamelan terdiri dari instrumen saron, demung, gong, kenong, slenthem,
bonang dan beberapa instrumen lainnya. Gamelan mempunyai nada
pentatonis/pentatonic.
Talempong adalah seni musik tradisi dari
Minangkabau/Sumatera Barat. Talempong adalah alat musik bernada diatonis (do,
re, mi, fa, sol, la, ti, do)
Kolintang atau kulintang berasal dari daerah Minahasa/
Sulawesi Utara. Kolintang mempunyai tangga nada diatonis/diatonic yang semua
instrumennya terdiri dari bas, melodis dan ritmis. Bahan dasar untuk membuat
kulintang adalah kayu. Cara untuk memainkan alat musik ini di pukul dengan
menggunakan stik.
Arumba (alunan rumpun bambu) berasal dari daerah Jawa Barat.
Arumba adalah alat musik yang terbuat dari bhan bambu yang di mainkan dengan
melodis dan ritmis. Pada awalnya arumba menggunakan tangga nada pentatonis
namun dalam perkembangannya menggunakan tangga nada diatonis.
Kendang adalah sejenis alat musik perkusi yang
membrannya berasal dari kulit hewan. Kendang atau gendang dapat dijumpai di
banyak wilayah Indonesia. Di Jawa barat kendang mempunyai peraanan penting
dalam tarian Jaipong. Di Jawa Tengah, Bali, DI Yogyakarta, Jawa timur kendang
selalu digunakan dalam permainan gamelan baik untuk mengiringi, tari, wayang,
ketoprak. Tifa adalah alat musik sejenis kendang yang dapat di jumpai di daerah
Papua, Maluku dan Nias. Rebana adalah jenis gendang yang ukuran bervariasai
dari yang kecil hingga besar. Rebana adalah alat musik yang biasa di gunakan
dalam kesenian yang bernafaskan Islam. Rebana dapat di jumpai hampir di
sebagian wilayah Indonesia.
Instrumen Musik Petik
Kecapi adalah alat musik petik yang berasal dari daerah Jawa
Barat. Bentuk organologi kecapi adalah sebuah kotak kayu yang diatasnya
berjajar dawai/senar, kotak kayu tersebut berguna sebagai resonatornya. Alat
musik yang menyerupai Kecapi adalah siter dari daerah Jawa tengah.
Sasando adalah alat musik petik berasal dari daerah Nusa
tenggara timur (Timor) kecapi ini terbuat dari bambu dengan diberi dawai/senar
sedangkan untuk resonasinya di buat dari anyaman daun lontar yang mempunyai
bentuk setengah bulatan.
Sampek (sampe/sapek) adalah alat musik yang bentuknya
menyerupai gitar berasal dari daerah kalimantan. Alat musik ini terbuat dari
bahan kayu yang di penuhi dengan ornamen/ukiran yang indah. Alat musik petik
lainnya yang bentuknya menyerupai sampek adalah Hapetan daerah Tapanuli, Jungga
dari daerah Sulawesi Selatan
Instrumen Musik Gesek.
Instrumen musik tradisional yang menggunakan teknik
permainan digesek adalah Rebab. Rebab berasal dari daerah Jawa barat, Jawa
Tengah, Jakarta (kesenian betawi). Rebabb terbuat dari bahan kayu dan
resonatornya ditutup dengan kulit tipis, mempunyai dua buah senar/dawai dan
mempunyai tangga nada pentatonis. Instrumen musik tradisional lainnya yang
mempunyai bentuk seperti rebab adalah Ohyan yang resonatornya terbuat dari
tempurung kelapa, rebab jenis ini dapat dijumpai di bali, Jawa dan kalimantan
selatan.
Instrumen Musik Tiup
Suling adalah instrumen musik tiup yang terbuat dari bambu.
hampir semua daerah di indonesia dapat dijumpai alat musik ini. Saluang adalah
alat musik tiup dari Sumatera Barat, serunai dapat dijumpai di sumatera utara,
Kalimantan. Suling Lembang berasal dari daerah Toraja yang mempunyai panjang
antara 40-100cm dengan garis tengah 2cm.
Tarompet, serompet, selompret adalah jenis alat musik tiup
yang mempunyai 4-6 lubang nada dan bagian untuk meniupnya berbentuk corong.
Seni musik tradisi yang menggunakan alat musik seperti ini adalah kesenian
rakyat Tapanuli, Jawa Barat, Jawa Timur, Madura, Papua.
2.
Alat
musik Tayuban
1. Waditra
Istilah “waditra” masih terasa asing bagi kita . Padahal sehari-hari atau sewaktu-waktu kita mungkin sering
mendengar, istilah tersebut. Waditra adalah alat-alat yang
mengeluarkan bunyi yang biasa digunakan dalam kesenian tradisional, atau lebih dikenal dengan sebutan instrumen musik. Namun instrumen musik dengan
istilah “waditra” adalah instrumen musik tradisional. Sesuai dengan nama
lokalnya yakni Sunda maka ‘waditra’ adalah instrumen musik yang berada dalam
kesenian tradisional Sunda.
Jawa Barat memiliki banyak jenis dan ragam bentuk “waditra”,
semisal kecapi, suling, kendang, gambang, gamelan, dan sebagainya. Ilmu yang
mempelajari tentang seluk beluk waditra dan ruang lingkupnya adalah ilmu
Organologi atau disebut pula Ilmu Pengetahuan Alat-alat Musik.
Dalam klasifikasi waditra kita dapat dikategorikan dalam
bentuk instrumen musik chordophone, Idiophone, Membranophone, Aerophone, dan
Electrphone. Sedangkan cara permainannya dapat dibagi pada alat musik yang
ditepuk, dipetik, dipukul, ditiup, dan digesek.
Fenomena dalam dunia pendidikan seni khususnya pengenalan
tentang waditra ini tidaklah diberikan secara maksimal. Bahkan banyak diantara peserta didik tidak mengenal berbagai ragam bentuk waditra sunda dan
fungsinya dalam sebuah ensembel atau dalam bentuk salah satu jenis kesenian.
Waditra yang digunakan dalam pertunjukan tayub tidak jauh
bebeda dengan peralatan gamelan yang digunakan dalam sajian kiliningan, akan
tetapi terkadang di tambah oleh waditra bedug kecil atau
tambur. Peran gamelan sangat dominan sebagai pengiring lagu dan tarian rakyat. Pada umumnya gamelan Tayub dibuat dari
perunggu, ada juga yang menggunakan bahan besi dan plat baja, hal itu
disesuaikan dengan tingkat penggarapnya.
Alat musik tradisional yang bernama Gamelan berasal dari budaya Jawa, yang
sekarang masih dilestarikan di kalangan Keraton Yogyakarta dan Surakarta (Solo)
4.
Gamelan Jawa dan Generasi Muda
1.
Perkembangan
Seni
Karawitan
Gamelan Jawa merupakan seperangkat instrumen sebagai
pernyataan musikal yang sering disebut dengan istilah karawitan. Karawitan
berasal dari bahasa Jawa rawit yang berarti rumit, berbelit-belit, tetapi rawit
juga berarti halus, cantik, berliku-liku dan enak. Kata Jawa karawitan khususnya
dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan, musik Indonesia yang bersistem nada
non diatonis (dalam laras slendro dan pelog) yang garapan-garapannya
menggunakan sistem notasi, warna suara, ritme, memiliki fungsi, pathet dan
aturan garap dalam bentuk sajian instrumentalia, vokalia dan campuran yang
indah didengar.
Seni gamelan Jawa mengandung nilai-nilai historis dan filosofis bagi bangsa Indonesia. Dikatakan demikian sebab gamelan Jawa merupakan salah satu seni budaya yang diwariskan oleh para pendahulu dan sampai sekarang masih banyak digemari serta ditekuni. Secara hipotetis, sarjana J.L.A. Brandes (1889) mengemukakan bahwa masyarakat Jawa sebelum adanya pengaruh Hindu telah mengenal sepuluh keahlian, diantaranya adalah wayang dan gamelan. Menurut sejarahnya, gamelan Jawa juga mempunyai sejarah yang panjang. Seperti halnya kesenian atau kebudayaan yang lain, gamelan Jawa dalam perkembangannya juga mengalami perubahan-perubahan. Perubahan terjadi pada cara pembuatanya, sedangkan perkembangannya menyangkut kualitasnya. Dahulu pemilikan gamelan ageng Jawa hanya terbatas untuk kalangan istana. Kini, siapapun yang berminat dapat memilikinya sepanjang bukan gamelan-gamelan Jawa yang termasuk dalam kategori pusaka (Timbul Haryono, 2001)
Seni gamelan Jawa mengandung nilai-nilai historis dan filosofis bagi bangsa Indonesia. Dikatakan demikian sebab gamelan Jawa merupakan salah satu seni budaya yang diwariskan oleh para pendahulu dan sampai sekarang masih banyak digemari serta ditekuni. Secara hipotetis, sarjana J.L.A. Brandes (1889) mengemukakan bahwa masyarakat Jawa sebelum adanya pengaruh Hindu telah mengenal sepuluh keahlian, diantaranya adalah wayang dan gamelan. Menurut sejarahnya, gamelan Jawa juga mempunyai sejarah yang panjang. Seperti halnya kesenian atau kebudayaan yang lain, gamelan Jawa dalam perkembangannya juga mengalami perubahan-perubahan. Perubahan terjadi pada cara pembuatanya, sedangkan perkembangannya menyangkut kualitasnya. Dahulu pemilikan gamelan ageng Jawa hanya terbatas untuk kalangan istana. Kini, siapapun yang berminat dapat memilikinya sepanjang bukan gamelan-gamelan Jawa yang termasuk dalam kategori pusaka (Timbul Haryono, 2001)
Gamelan yang lengkap mempunyai kira-kira 72 alat dan dapat
dimainkan oleh niyaga (penabuh) dengan disertai 10 – 15 pesinden dan atau
gerong. Susunannya terutama terdiri dari alat-alat pukul atau tetabuhan yang
terbuat dari logam. Alat-alat lainnya berupa kendang, rebab (alat gesek),
gambang yaitu sejenis xylophon dengan bilah-bilahnya dari kayu, dan alat
berdawai kawat yang dipetik bernama siter atau celepung. Gamelan Jawa mempunyai tanggapan yang
luar biasa di dunia internasional. Saat ini telah banyak diadakan pentas seni gamelan
di berbagai negara Eropa dan memperoleh tanggapan yang sangat bagus dari
masyarakat di sana. Bahkan sekolah-sekolah di luar negeri yang memasukan seni
gamelan sebagai salah satu musik pilihan untuk dipelajari oleh para pelajarnya
juga tidak sedikit. Tapi ironisnya di negeri sendiri masih banyak orang yang
menyangsikan masa depan gamelan. Terutama para pemuda yang cenderung lebih
tertarik pada musik-musik luar yang memiliki instrumen serba canggih. Dari sini
diperlukan suatu upaya untuk menarik minat masyarakat kepada kesenian
tradisional yang menjadi warisan budaya bangsa tersebut.
2. Fungsi sosial Gamelan Jawa
Secara filosofis gamelan Jawa merupakan satu bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa. Hal demikian disebabkan filsafat
hidup masyarakat Jawa berkaitan dengan seni budayanya yang berupa gamelan Jawa
serta berhubungan erat dengan perkembangan religi yang dianutnya. Pada masyarakat jawa gamelan mempunyai
fungsi estetika yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral dan spiritual.
Gamelan memiliki keagungan tersendiri, buktinya bahwa dunia pun mengakui
gamelan adalah alat musik tradisional timur yang dapat mengimbangi alat musik
barat yang serba besar. Gamelan merupakan alat musik yang luwes, karena dapat
berfungsi juga bagi pendidikan.
3.
Pewarisan
Gamelan Jawa kepada Generasi Muda
Pada masa sekarang ini ada kecenderungan perbedaan persepsi
yang dilakukan oleh generasi-generasi muda melalui berbagai atraksi kebudayaan
yang pada segi-segi lain kelihatan agak menonjol, tetapi ditinjau dari segi
yang lain lagi merupakan kemunduran, terutama yang menyangkut gerak-gerak tari
dan penyuguhan gendhing-gendhing yang dikeluarkan. Anak muda terlihat tak tertarik gamelan karena tidak ada
yang mengenalkan. Selain itu tidak ada yang mengajarkan. Itu tidak bisa
disalahkan karena mayoritas orang tua, bahkan lingkungan sekolah, tidak
mendukung anak mengenal gamelan. Bagi generasi muda, gamelan sulit diminati
kalau dibunyikan seperti masa-masa dulu pada era orang tua atau kakek dan nenek
mereka. Anak muda sekarang lebih menyukai jika membunyikan gamelan sesuka
mereka dan dipasangkan dengan alat musik dan seni apa saja. Walaupun begitu,
lewat cara-cara inilah gamelan mendapat jalan untuk lestari. Gamelan bukan
sekadar alat musik tradisional atau obyek, namun ada spirit di dalamnya, yakni
kebersamaan. Yang penting di sini adalah manusianya, yaitu bagaimana mereka
merasa dekat dengan gamelan.
Perlu dipikirkan pula demi kelestarian kebudayaan kita sendiri yang sungguh-sungguh Adhi Luhur, penuh dengan estetika, keharmonisan, ajaran-ajaran, filsafat-filsafat, tatakrama, kemasyarakatan, toleransi, pembentukan manusia-manusia yang bermental luhur, tidak lepas pula sebagai faktor pendorong insan dalam beribadah terhadap Tuhan, yaitu dengan sarana kerja keras dan itikat baik memetri atau menjaga seni dan budaya sendiri. Jangan sampai ada suatu jurang pemisah atau gap dengan sesepuh yang benar-benar mumpuni (ahli). Bahkan komunikasi perlu dijaga sebaik-baiknya dengan sesepuh sebagai sumber atau gudang yang masih menyimpan berbagai ilmu yang berhubungan dengan masalah kebudayaan itu sendiri, terutama para empu-empu karawitan, tari dsb.
Perlu dipikirkan pula demi kelestarian kebudayaan kita sendiri yang sungguh-sungguh Adhi Luhur, penuh dengan estetika, keharmonisan, ajaran-ajaran, filsafat-filsafat, tatakrama, kemasyarakatan, toleransi, pembentukan manusia-manusia yang bermental luhur, tidak lepas pula sebagai faktor pendorong insan dalam beribadah terhadap Tuhan, yaitu dengan sarana kerja keras dan itikat baik memetri atau menjaga seni dan budaya sendiri. Jangan sampai ada suatu jurang pemisah atau gap dengan sesepuh yang benar-benar mumpuni (ahli). Bahkan komunikasi perlu dijaga sebaik-baiknya dengan sesepuh sebagai sumber atau gudang yang masih menyimpan berbagai ilmu yang berhubungan dengan masalah kebudayaan itu sendiri, terutama para empu-empu karawitan, tari dsb.
4. Alat Musik Tradisional Indonesia
Berikut alat-alat
musik yang hanya dijumpai di-Indonesia
Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional yang berasal dari Jawa
Barat, terbuat daribambu, yang dibunyikan dengan cara
digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga
menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam
setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung
sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalahsalendro dan pelog.
Bedug
Bedug adalah alat
musik tabuh seperti gendang. Bedug merupakan instrumen musik
tradisional yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu, yang memiliki fungsi
sebagai alat komunikasi tradisional, baik dalam kegiatan
ritual keagamaan maupun politik. Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan
untuk pemberitahuan mengenai waktu salat atau sembahyang. Bedug terbuat dari
sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang kira-kira satu meter atau
lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung
batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi
sebagai membran atau selaput gendang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara
berat, bernada khas, rendah, tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup
jauh.
Calung
Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe
(purwarupa) dariangklung. Berbeda dengan angklung yang
dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan memukul
batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun
menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk
pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada
pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih). Pengertian calung selain sebagai alat
musik juga melekat dengan sebutan seni pertunjukan. Ada dua bentuk calung Sunda
yang dikenal, yakni calung rantay dan calung jinjing.
Gamelan
Gamelan adalah ensembel
musik yang biasanya
menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada
instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan
dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel
yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata
benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok diIndonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk
ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.
Demung
Demung adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga
balungan. Dalam satu set
gamelan biasanya terdapat 2 demung, keduanya memiliki versi pelog dan slendro.
Demung menghasilkan nada dengan oktaf terendah dalam keluarga balungan, dengan
ukuran fisik yang lebih besar. Demung memiliki wilahan yang relatif lebih tipis
namun lebih lebar daripada wilahan saron, sehingga nada yang dihasilkannya
lebih rendah. Tabuh demung biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti
palu, lebih besar dan lebih berat daripada tabuh saron.
Gong
Gong merupakan sebuah alat musik pukul yang terkenal di Asia Tenggara dan Asia
Timur. Gong ini digunakan
untuk alat musik
tradisional.
Kendang
Kendang, kendhang,
atau gendang adalah instrumen
dalam gamelan Jawa
Tengah yang salah satu
fungsi utamanya mengatur irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa
alat bantu.Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut
kendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe
biasa disebut kendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada laguatau gendhing yang berkarakter halus
seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga
dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama tanggung.
Untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.
Saron
Saron (atau disebut juga ricik) adalah salah satu instrumen
gamelan yang termasuk keluarga balungan. Dalam satu set gamelan biasanya punya 4 saron, dan
kesemuanya memiliki versi pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf
lebih tinggi daripada demung, dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron
biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu.
Gendang Karo
Gendang karo atau gendang lima si dalinen terdiri dari lima perangkat alat musik tabuh (perkusi) yang dimainkan oleh lima
orang pemusik. Kelima perangkat tersebut adalah satupenaruné, dua penggual,
dan dua si malu gong. Gendang Lima sedalanen disebut karena ensambel
musik tersebut terdiri dari lima instrumen musik, yaitu Sarune (aerofon),
gendang indung (membranofon), gendang anak (mebranofon, gung, dan penganak.
Namun biasa juga disebut dengan gendang lima sedalanen, ranggutna sepulu dua,
yaitu angka dua belas untuk hitung-hitungan perangkat yang dipergunakan
seluruhnya, termasuk stik atau alat memukul instrumen musik tersebut.
Gendrum
Gendrum adalah sebuah alat
musik hibrida antara gendang dan drum yang dirancang oleh Siswo Harsono pada
tahun 1992.
Alat musik tersebut biasanya diaplikasi dalam kesenian Gambang Semarang dan
dapat juga diaplikasikan dalam kesenian lain seperti jaipongan, campursari, ataupun dangdut. Gendrum terdiri dari sebuah kendang
jaipong, sebuah kendangbatangan, dua buah ketipung (panepak), dua buah ketibung
(ketipung besar), sepasang bongo, cowbells, drum
bass, dan seperangkat simbal yang terdiri atas sebuah ride, crash,
splash, dan china.
Kacapi
Kacapi merupakan alat musik Sunda yang dimainkan sebagai alat musik
utama dalam Tembang Sunda atau Mamaos Cianjuran dan kacapi suling. Kata kacapi dalam bahasa
Sunda juga merujuk kepada
tanaman sentul,
yang dipercaya kayunya digunakan untuk membuat alat musik kacapi.
Kolintang
Kolintang atau kulintang adalah alat
musik khas daerah Minahasa, Sulawesi
Utara. Kolintang dibuat
dari kayu
lokal yang ringan namun kuat seperti telur,bandaran, wenang, kakinik kayu cempaka, dan yang mempunyai
konstruksi fiber paralel.
Pereret Pengasih Asih
Pereret adalah alat musik kuno sejenis trompet yang terbuat dari
bahan kayu
yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi terompet. Pengasih – asih adalah guna –
guna ( pelet ) sedangkan jodoh adalah pasangan yang layak sebagai suami atau
istri.
Rebab
Rebab (Arab: الرباب atau رباب)
adalah alat musik gesek yang biasanya menggunakan 2 atau 3 dawai, alat musik ini adalah alat musik yang
berasal dari Timur
Tengah dan mulai digunakan
di Asia Tenggara setelah penyebaran pengaruh dari Timur
Tengah.
Rebana
Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih. Bingkai berbentuk lingkaran
dari kayu
yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian diMalaysia, Brunei, Indonesia dan Singapura yang sering memakai
rebana adalah musik irama padang pasir, misalnya, gambus, kasidah dan hadroh.
Saluang
Saluang adalah alat
musik tradisional khas Minangkabau, Sumatra
Barat. Yang mana alat
musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum
brachycladum Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus
untuk dibuat saluang berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang yang
ditemukan hanyut di sungai. Alat ini termasuk dari golongan alat musik suling,
tapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat
lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm,dengan diameter 3-4 cm. Adapun
kegunaan lain dari talang adalah wadah untuk membuat lemang, salah satu makanan
tradisional Minangkabau.
Sasando
Sasando adalah sebuah alat instrumen petik musik. Instumen musik
ini berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama Sasando menurut
asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau
berbunyi. Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7.
Bentuk sasando ada miripnya dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola
dan kecapi.
Slenthem
Slenthem merupakan salah satu instrumen gamelan yang terdiri dari lembaran lebar logam
tipis yang diuntai dengan tali dan direntangkan di atas tabung-tabung dan
menghasilkan dengungan rendah atau gema yang mengikuti nada saron, ricik, dan balungan bila ditabuh. Beberapa kalangan
menamakannya sebagai genderpenembung. Seperti halnya pada
instrumen lain dalam satu set gamelan, slenthem tentunya memiliki versi slendro dan versi pelog. Wilahan Slenthem Pelog umumnya
memiliki rentang nada C hingga B, sedangkan slenthem slendro
memiliki rentang nada C, D, E, G, A, C’.
Talempong
Talempong adalah sebuah alat
musik pukul khas suku
bangsa Minangkabau.
Bentuknya hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari kayu
dan batu. Saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak digunakan.
Talempong ini berbentuk bundar pada bagian bawahnya berlobang
sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk
dipukul. Talempong memiliki nada yang berbeda-beda. Bunyi dihasilkan
dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya.
Tambo
Tambo adalah alat musik tradisional Aceh. Tambo terbuat dari batang iboh, kulit
sapi, dan rotan sebagai alat peregang kulit. Bentuknya sejenis tambur dan
dimainkan dengan cara dipukul. Di zaman dulu, tambo berfungsi sebagai alatkomunikasi untuk menandakan waktu shalat atau sembayang dan untuk mengumpulkan
warga ke Meunasah guna membicarakan masalah-masalah kampung. Saat ini, tambo
sudah jarang digunakan karena adanya teknologi modern berupa mikrofon.
Triton
Triton adalah alat musik tradisional masyarakat Papua. Triton dimainkan
dengan cara ditiup. Alat musik ini terdapat di seluruh pantai, terutama di daerah Biak, Yapen,
Waropen, Nabire, Wondama, serta kepulauan Raja Amat. Awalnya, alat ini hanya
digunakan untuk sarana komunikasi atau sebagai alat panggil/ pemberi
tanda. Selanjutnya, alat ini juga digunakan sebagai sarana hiburan dan alat
musik tradisional.
Keroncong
Keroncong adalah
merupakan salah satu musik rakyat Indonesia yang berkembang sejak Abad XIX
sebagai akulturisasi musik rakyat Portugis. Keroncong
adalah sejenis musik Indonesia
yang memiliki hubungan historis dengan sejenis musik Portugis
yang dikenal sebagai fado. Sejarah
keroncong di Indonesia dapat ditarik hingga akhir abad ke-16, di saat kekuatan Portugis
mulai melemah di Nusantara.
Keroncong berawal dari musik yang dimainkan para budak dan opsir Portugis dari
daratan India (Goa), Tugu (tempat berdirinya padrao Sunda-Portugis)
serta Maluku.
Bentuk awal musik ini disebut moresco, yang diiringi oleh alat musik
dawai. Musik keroncong yang berasal dari Tugu
disebut keroncong Tugu. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional
Nusantara, seperti penggunaan seruling
serta beberapa komponen gamelan.
Pada sekitar abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak
tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an,
dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer (musik rock yang
berkembang sejak 1950, dan berjayanya musik Beatle dan
sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang). Meskipun demikian, musik
keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat
di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang.
Jenis-jenis keroncong
Musik
keroncong lebih condong pada progresi akord dan jenis alat yang
digunakan. Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga macam
keroncong, yang dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi pemusik
yang sudah memahami alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong sebenarnya tidaklah
susah, sebab cukup menyesuaikan pola yang berlaku. Pengembangan dilakukan
dengan menjaga konsistensi pola tersebut. Selain itu, terdapat pula
bentuk-bentuk campuran serta adaptasi.
C. MUSIK MODERN
Musik
modern tidak lahir dari tradisi suatu masyarakat tertentu, tetapi musik ini di
bangun berdasarkan suatu aturan komposisi yang jelas, seperti sistem notasi,
tangganada, tekxtur, dan istrumen yang telah dikenal luas dan mudah dipelajari.
Selain itu musik modern bersifat terbuka, artinya komposisi dan gaya musik ini
sangat dipengaruhi oleh berbagai pengalaman musikal para musisi dari suatu
masa. Kritik terhadap suatu komposisi tertentu
menjadi suatu hal yang biasa dilakukan, sehingga tidak heran apabila suatu
komposisi atau gaya musik tertentu menjadi hilang atau ditinggalkan oleh
masyarakat dan diganti dengan gaya musik yang lain.
Jenis-Jenis Musik Modern dapat dikelompokkan
berdasarkan aliran, sumber bunyi, dan proses penciptaan penciptaannya.
1. Jazz
Dikembangkan p ertama kali oleh orang-orang Afrika-Amerika
pada awal abad ke 20 di New Orleans, Amerika Serikat. Ciri utama dari musik
jazz adalah improvisasi dengan aturan-aturan dan gaya yang telah mereka pilih.
Improvisasi tersebut disertai dengan progresi chord yang berulang dari sebuah
lagu populer atau komposisi asli. Instrumen utama dalam musik jazz adalah
piano, bass, drumm, gitar, saxophone, trombon dan trompet.
2. Rhythm and Blues ( R & B )
Musik R&B terdiri dari berbagai jenis musik
populer yang saling terkait. Musik R&B terdiri dari genre-genre seperti
soul, funk, disco, dan rap. Saat ini musik R&B cenderung mengutamakan
kemampuan improvisasi melodi dari vokalisnya dengan harmonisasi yang progresif
dari bunyi-bunyi instrumen musiknya.
3. Pop
Musik poppuler memiliki 2 makna, pertama, musik-musik
yang sedang disenangi oleh masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Kedua, sebuah
aliran atau gaya musik tertentu seperti halnya aliran musik lainnya. Dalam hal
ini musik pop memiliki karakteristik yang berbeda dengan aliran musik lainnya.
Ciri musik pop adalah melodi sangat mudah diterapkan
dengan berbagai karakter lirik, sangat fleksibel untuk dipadukan dengan gaya
musik lain, harmoni tidak terlalu rumit, tempo bervariasi, penggunaan ritme
bebas dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bas. komposisinya juga mudah
dicerna
4. Rock
Musik rock era jaman sekarang jauh lebih simpel
dibandingin era sebelumnya, belum kebaca ciri yang signifikan karena masih
merupakan pengulangan era-era sebelumnya, Mungkin baru akan kebaca setelah era
ini lewat. Beda dengan era 60 yang kerasa banget lebih cenderung Rock’n Roll,
70an lebih bersifat Progresif dengan banyak pengaruh dari musik soul ,blues dan
sedikit unsur musik klasik serta sangat menonjolkan virtuoso gitar, 80an kerasa
banget beatnya karena pengaruh synthesizer seperti drum elektrik dan kibor dan
alat gitar masih merupakan instrumenn yang menonjol,. Era 90 lebih ke arah
jenis baru yang disebut grunge atau musik alternative (penyebutan alternative
rasanya nggak cocok, karena kalau muncul lagi ciri baru di masa depan maka
istilah alternative tetap kepakai) rasanya diawali sejak meledaknya Nirvana,
pilihan chord lagu-lagu era 90an cenderung menjadi komposisi yang nggak biasa.
Kalaua era sekarang mungkin lebih ke arah yang minimalis, mungkin lebih ke ciri
punk, tapi punk khan udah ada sejak puluhan tahun… tidak bisa dikatakan sebagai
ciri yang mewakili era sekarang, gitarnya juga jarang main melodi yang sulit
dan penuh skil. Tapi diakui apa tidak semua pemain gitar era ini pingin tampak
cool dengan sebagian besar terpengaruh oleh tehnik yang dipopulerkan oleh The
Edge dari U2
5. Country
Musik ini sering disebut juga Country and Western, yang merupakan salah
satu genre besar pada musik populer terutama di negeri Amerika serikat. Jenis
musik modern ini bersumber dari musik rakyat (folk song) atau musik tradisional
yang berasala dari Appalachia di kawasan pegunungan selatan Amerika Serikat. Cikal bakal musik ini adalah dari lagu-lagu
rakyat yang dibawa nenek moyang mereka para imigran dari kepulauan Inggris.
Jauh sebelum ada industri musik maupun media elektronika, para imigran tersebut
telah terbiasa menghigbur diri dengan menyanyikan lagu-lagu tersebut lengkap
dengan iringan musik dan tariannya. Dengan instrumen banjo (sejenis gitar) yang
memiliki peran dan sebagai instrumen iringannya.
Ciri khas Country adalah penggunaan alternasi bass atau bas berganti
disela-sela strumming. Bila memainkan akor C misalnya, maka bas C dan G
dibunyikan bergantian dengan strumming tetap pada akor C. Improvisasi tangga
nada yang digunakan, apabila dengan tangga nada natural, adalah dengan not-not
C-D-Dis-E-G-A.
Di Indonesia sendiri, musik Country telah masuk pada sekitar awal tahun 1980-an. Namun popularitas jenis musik ini berkurang seiring dengan berkembangnya musik pop dan rock. Musisi country Indonesia yang terkenal adalah Rahmat Kartolo dan Tantowi Yahya.
Di Indonesia sendiri, musik Country telah masuk pada sekitar awal tahun 1980-an. Namun popularitas jenis musik ini berkurang seiring dengan berkembangnya musik pop dan rock. Musisi country Indonesia yang terkenal adalah Rahmat Kartolo dan Tantowi Yahya.
6. Musik Dangdut
Dangdut
merupakan salah satu dari genre
seni musik
yang berkembang di Indonesia.
Bentuk musik ini berakar dari musik
Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer
sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari
penggunaan tabla)
dan Arab
(pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun
1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya
penggunaan gitar
listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh
dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer,
dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari
keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house
music. Dari
musik Melayu ke Dangdut
Dangdut
kontemporer telah berbeda dari akarnya, musik Melayu, meskipun orang masih
dapat merasakan sentuhannya.
Orkes
Melayu (biasa disingkat OM, sebutan yang masih sering dipakai untuk suatu grup
musik dangdut) yang asli menggunakan alat musik seperti gitar akustik,
akordeon, rebana, gambus, dan suling, bahkan gong. Pada tahun 1950-an
dan 1960-an banyak berkembang orkes-orkes Melayu di Jakarta
yang memainkan lagu-lagu Melayu Deli dari Sumatera (sekitar Medan). Pada masa
ini mulai masuk eksperimen masuknya unsur India dalam musik Melayu. Perkembangan
dunia sinema pada masa itu dan politik anti-Barat dari Presiden Sukarno
menjadi pupuk bagi grup-grup ini. Dari masa ini dapat dicatat nama-nama seperti
P. Ramlee
(dari Malaya),
Said Effendi (dengan lagu Seroja), Ellya (dengan gaya panggung seperti penari
India), Husein Bawafie sang pencipta Boneka dari
India, Munif Bahaswan, serta M. Mashabi
(pencipta skor film "Ratapan Anak Tiri" yang sangat populer di tahun
1970-an). Gaya bermusik masa ini masih terus bertahan hingga 1970-an, walaupun
pada saat itu juga terjadi perubahan besar di kancah musik Melayu yang dimotori
oleh Soneta Group pimpinan Rhoma Irama.
Beberapa nama dari masa 1970-an yang dapat disebut adalah Mansyur S., Ida
Laila, A. Rafiq, serta Muchsin Alatas. Populernya musik Melayu dapat dilihat
dari keluarnya beberapa album pop Melayu oleh kelompok musik pop Koes Plus
di masa jayanya.
Dangdut
modern, yang berkembang pada awal tahun 1970-an sejalan dengan politik
Indonesia yang ramah terhadap budaya Barat, memasukkan alat-alat musik modern
Barat seperti gitar listrik, organ elektrik, perkusi, terompet,
saksofon,
obo, dan lain-lain untuk
meningkatkan variasi dan sebagai lahan kreativitas pemusik-pemusiknya. Mandolin juga masuk sebagai unsur penting.
Pengaruh rock (terutama pada permainan gitar) sangat kental terasa pada musik
dangdut. Tahun 1970-an menjadi ajang 'pertempuran' bagi musik dangdut dan musik
rock dalam merebut pasar
musik Indonesia, hingga pernah diadakan konser 'duel' antara Soneta Group dan God Bless.
Praktis sejak masa ini musik Melayu telah berubah, termasuk dalam pola bisnis
bermusiknya. Pada paruh akhir dekade 1970-an juga berkembang variasi "dangdut
humor" yang dimotori oleh OM Pancaran Sinar Petromaks (PSP). Orkes ini,
yang berangkat dari gaya musik melayu deli, membantu diseminasi dangdut di
kalangan mahasiswa. Subgenre ini diteruskan, misalnya, oleh OM Pengantar Minum Racun (PMR) dan, pada awal
tahun 2000-an, oleh Orkes Pemuda Harapan Bangsa
(PHB).
D.
Penutup
Kesimpulan
Terdapat tahapan-
tahapan perkembangan musik Tradisional Indonesia (nusantara). tahapan tersebut
adalah sebagai berikut:
1.
Masa sebelum masuknya pengaruh Hindu- Buddha
2.
Masa setelah masuknya pengaruh Hindu- Buddha
3.
Masa setelah masuknya pengaruh Islam
4.
Masa Kolonialisme
5.
Masa Kini
Saran
Jadi untuk teman – teman kita harus menjaga dan
melestarikan budaya Indonesia, baik di daerah kita sendiri maupun di daerah
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Posted in 19:45
Posted in 19:50
Posted in 19:33
posted 19:27
1 komentar:
Sangat bermanfaat artikel nya, jangan lupa share dan kunjungi juga website MP3 kami DUNIAMP3S Silahkan klik komentar ini untuk mengarah ke website kami.. semoga sukses selalu pak
Posting Komentar